Menjadi anggota dewan memang sungguh nikmat. Bergaji besar dan banyak fasilitas. Bila tersandung masalah hukum mereka pun amat pandai berkilah. Tak salah rakyat memilih mereka karena mereka memang benar-benar pandai. Kepandaian berkilah mereka kini mereka gunakan untuk menyanggah larangan merokok.
Tak sedikit anggota dewan yang perokok. Dan tak jarang pula yang merokok di dalam gedung dewan saat sedang dalam rapat. Padahal gedung DPR berlokasi di ibukota yang telah memberlakukan perda larangan merokok. Salah satu area yang termasuk dalam larangan merokok di perda tersebut adalah gedung instansi, dan gedung DPR salah satunya.
Mereka berlindung di balik tata tertib yang tak melarang anggota dewan merokok di dalam gedung DPR sehingga anggota dewan yang perokok tenang-tenang saja merokok biarpun tengah rapat. Apakah perda lebih rendah tingkatannya daripada tata tertib dewan, sehingga mereka tak mau mematuhi perda?
Kalau mau berdebat dengan anggota dewan sudah pasti saya akan kalah. Dalam waktu beberapa menit saya akan kelimpungan menghadapi argumen mereka karena saya bukan orang pandai. Jangankan masalah larangan merokok yang enteng, untuk persoalan hukum yang pelik saja mereka amat piawai bersilat lidah. Jadi saya menyerah sebelum berdebat. Tapi karena saya ini seorang rakyat, ya sesekali memohon pengertian dari para anggota dewan terutama yang perokok.
Gampangnya begini, bagaimana rakyat mau mematuhi aturan kalau para pemimpin sendiri melanggar aturan? Memangnya aturan dibuat hanya untuk rakyat saja?
Saya tak hendak meminta anggota dewan yang perokok menghentikan kebiasaan merokok, saya hanya ingin mereka mau sedikit berkorban demi rakyat. Kasih contoh kepada rakyat bagaimana mematuhi peraturan. Masa tak merokok saat di dalam gedung atau ketika tengah rapat saja tak bisa? Nanti kan bisa merokok sepuasnya di luar gedung atau di luar sidang.
Kami butuh bukti bukan janji karena kami sudah kenyang dengan janji sampai-sampai kami sering masuk angin karena janji kalian!
-o0o-
Jakarta, 17 Oktober 2010
Tulisan ini telah diposkan di Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar